Menyerahnya seorang hamba
Titik Nol. Pernahkah engkau berada di titik nol dalam kehidupanmu? Jika iya, maka bersyukurlah. Mengapa? Keadaan itu sungguh membuat seseorang sangat tak berdaya? Itu benar. Dalam ketidakberdayaan itu siapa yang engkau ingat? Siapa yang engkau cari? Siapa yang paling engkau andalkan dan engkau yakini mampu menolongmu di sisa energi dan kesadaranmu dalam ketidakberdayaan itu?
Sekelompok orang. Ada sekelompok orang dengan jumlah sedikit yang sangat engkau percaya mampu membantumu dalam situasi luar biasa yang sedang engkau hadapi. Engkau mulai mendatangi mereka satu per satu. Namun sekelompok orang yang tidak banyak itu pun tidak ada yang sungguh bisa membantumu. Sampai tersisa satu orang saja yang paling kau andalkan diantara sekelompok orang tersebut. Hasilnya, sama saja. Alih-alih menolongmu, mereka hanya membuatmu kecewa pada akhirnya. Padahal mereka adalah orang- orang yang sangat engkau sayangi dan selalu menjadi andalanmu.
Lalu engkau kian terpuruk dalam kebingungan dan kesedihan yang mendalam. Sekarang hanya ada engkau seorang diri. Benakmu berkecamuk, kepalamu dipenuhi dengan pertanyaan tanpa satu pun jawaban. Lalu terlintas satu pertanyaan unik "kenapa aku tidak berpikir untuk bunuh diri?" seperti yang kulihat disiaran tv. Orang-orang depresi begitu mudah mengakhiri hidupnya. Menghilangkan nyawanya sendiri.
Nyawa=jiwa. Apa makanannya? Iman.
(bersambung).
Komentar
Posting Komentar